artikel kesehatan

Rabu, 11 Juni 2014

Pengaruh Hepatitis B Terhadap Janin/Neonatus

Pengaruh Hepatitis B Terhadap Janin/Neonatus

Pengaruh Hepatitis B Terhadap Janin/Neonatus
3,5 % Risiko keseluruhan dari infeksi neonatal kira-kira 75% jika ibu terinfeksi pada trimester ketiga atau masa nifas ; dan risiko ini jauh lebih rendah (5-10%) jika ibu terinfeksi pada awal kehamilan. Sebagian besar infeksi pada bayi baru lahir kemungkinan terjadi saat persalinan dan kelahiran atau melalui kontak ibu bayi, daripada secara transplasental.

Walaupun sebagian besar bayi-bayi menunjukkan tanda infeksi ikterus ringan, mereka cenderung menjadi carrier. Status carrier ini dipertimbangkan akan menjadi sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler. Infeksi kronik terjadi kira-kira 90% pada bayi yang terinfeksi, 60% pada anak < 5 tahun dan 2%-6% pada dewasa. Diantaranya, seseorang dengan infeksi kronik HBV, risiko kematian dari sirosis dan karsinoma hepatoselular adalah 15% - 25%. Infeksi HBV bukan merupakan agen teratogenik. Bagaimanapun, terdapat insidens berat lahir rendah yang lebih tinggi diantara bayi-bayi dengan ibu yang menderita infeksi akut selama hamil. Pada satu penelitian hepatitis akut maternal (tipe B atau non-B) tidak mempengaruhi insidens dari malformasi kongenital, lahir mati, abortus, atau malnutrisi intrauterin. Tetapi, hepatitis akut menyebabkan peningkatan insidens prematuritas. Antepartum
Infeksi hepatitis B kadang tidak disadari karena hanya menimbulkan demam ringan. Hanya 30% penderita yang mengalami kuning, mual, muntah, dan nyeri perut kanan atas. Oleh karena itu, diagnosis ditegakkan dengan mengandalkan pemeriksaan darah yang spesifik untuk hepatitis B (HbsAg, anti-HBs) dan fungsi hati yaitu enzim SGOT dan SGPT. Infeksi hepatitis B tidak menyebabkan kematian atau kecacatan pada janin. Namun infeksi saat kehamilan kerap berkaitan dengan berat lahir rendah dan lahir prematur. Penularan ke bayi lebih besar terjadi jika ibu terinfeksi pada trimester ke tiga, yaitu 10% pada trimester pertama dan 60-90% pada trimester ketiga.

Yang harus dilakukan oleh ibu hamil
a. Mendapat kombinasi antibodi pasif (immunoglobulin) dan imunisasi aktif vaksin hepatitis B. b. Tidak minum alkohol
c. Menghindari obat-obatan yang hepatotoksis seperti asetaminofen yang dapat memperburuk kerusakan hati
d. Tidak mendonor darah, bagian tubuh dan jaringan. Tidak menggunakan alat pribadi yang dapat terpapar darah dengan orang lain
e. Menginformasikan pada dokter anak, dokter Kebidanan dan bidan bahwa mereka carrier hepatitis B, Memastikan bahwa bayi mereka mendapat vaksin hepatitis B waktu lahir, umur 1 bulan, dan 6 bulan.
f. Kontrol sedikitnya setahun sekali ke dokter
g. Mendiskusikan risiko penularan dengan pasangan mereka dan mendiskusikan pentingnya konseling dan pemeriksaan

Persalinan
Walaupun persalinan secara seksio sesarea sudah dianjurkan dalam arti untuk penurunan transmisi HBV dari ibu ke anak, jenis persalinan ini tidak berarti secara bermakna dapat menghentikan transmisi HBV. Tetapi seksio sesarea sangat disarankan oleh Centers for Disease Control (CDC) dan American College of Obstetricians and Ginyecologists (ACOG).

Bayi baru lahir
Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi (termasuk carrier HBsAg kronik) harus di terapi dengan kombinasi dari antibodi pasif (immunoglobulin) dan aktif imunisasi dengan vaksin hepatitis B.

Apakah boleh menyusui
Dengan imunoprofilaksis hepatitis yang sesuai, menyusui tidak memperlihatkan risiko tambahan untuk penularan dari carrier virus hepatitis B Asalkan bayi sudah mendapatkan HBIG dan vaksin hepatitis B selama 12 jam pertama kelahiran, maka ibu dapat menyusui tanpa khawatir si kecil tertular. Awasi juga keadaan puting ibu, agar tidak terluka atau lecet. Setiap ibu selesai menyusui, puting susu dibersihkan dengan air hangat tanpa sabun. Sabun dapat membuat kulit kering dan mudah luka.

Prevalensi
HbsAg pada wanita hamil di perkotaan pada bangsa kulit putih non hispanik sebesar 0,60%, kulit hitam non hispanik 0,97 %, hispanik 0,14 % dan bangsa Asia 5,79 %. Insiden batu empedu selama kehamilan meningkat. Pada suatu penelitian di Italia dengan pemeriksaan ultrasound didapatkan lebih dari 40 % wanita hamil mengidap batu empedu. Hal ini dihubungkan dengan hasil lithogenik peningkatan saturasi kolesterol dan penurunan asam deoksiribonukleik pada kandung empedu selama periode tingginya konsentrasi estrogen dan pengurangan fungsi pengosongan kandung empedu selama kehamilan. Setiap tahun di Amerika Serikat diperkirakan 250.000 orang, terinfeksi virus Hepatitis B, tiga puluh lima ribu diantaranya anak-anak, sekitar 5.000 orang meninggal karenanya. Diseluruh dunia, 350 juta orang terinfeksi kronis, menyebabkan 1 sampai 2 juta kematian tiap tahunnya. Penularan perinatal dari ibu pengidap HBs Ag kepada anaknya merupakan jalur transmisi penting untuk terjadinya kronisitas infeksi. Pada tinjauan kasus ini kami akan membahas penanganan seorang penderita Hepatitis B Akut dengan kehamilannya.

Siapa yang harus menjalani pemeriksaan
1. Semua wanita hamil saat ANC pertama kali harus di cek HBsAg.
2. Setiap wanita yg akan melahirkan yang tidak menjalani pmeriksaan HBsAg saat kunjungan ANC-nya.
3. Lebih dari 90% dari perempuan ditemukan HBsAg positif pada rutin pemutaran film akan
4. Semua rentan kontak (termasuk semua anggota keluarga) dengan panel hepatitis B (HBsAg, antiHBc, antiHBs).
5. Skrining dan vaksinasi yang rawan kontak harus dilakukan

Rekomendari untuk perempuan
Advisory Committee on Immunization Practice, mereka merekonmendasikan semua perempuan hamil diperiksa HbsAg pada masa kehamilan awal. Setiap bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif atau ibu yang HbsAg-nya tidak diketahui, harus mendapat vaksin hepatitis B dan HBIG (hepatitis B Immunoglobulin). Booster vaksin hepatitis B kemudian diberikan dua kali yaitu saat bayi berusia 1 bulan dan usia 3-6 bulan. Setelah vaksin diberikan lengkap, maka pada usia 9-18 bulan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan HbsAg dan anti-HBs. Bila pemeriksaan anti-HBs dilakukan sebelum usia 9 bulan, bisa jadi anti-HBS positif akibat pemberian HBIG dan bukan antibodi yang dihasilkan oleh si bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar