artikel kesehatan

Kamis, 12 Juni 2014

Arti Definisi/Pengertian Imunisasi, Tujuan, Manfaat, Cara dan Jenis Imunisasi Pada Manusia



Arti Definisi/Pengertian Imunisasi, Tujuan, Manfaat, Cara dan Jenis Imunisasi Pada Manusia
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit dan imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.



HUMORAL :
Peranan dari Limfosit B atau Sel B (Bursa Fabricius) dimana jika Sel B dirangsang ” sel plasma ” zat anti atau anti bodi ” didalam Serum Fungsi : Pertahanan terhadap infeksi virus, bakteri dan menetapkan toksin.
Antibodi :
1. IgG :
– Komponen utama Ig serum (75%)
– Dapat menembus Placenta
– Terbentuk pada respons sekunder
– Anti bakteri, anti virus, anti jamur
2. IgM :
– Imunoglobulin terbesar
– Respons imun primer
– Mencegah gerakan mikroorganisme sekunder
– Mengaktifkan komplemen
3. IgA :
– Terbentuknya pd rangsangan selaput lendir
– Kekebalan infeksi saluran nafas, pencernaan, urogenitalis
– Fiksasi komplemen, antitoxin, reaksi aglutinasi, anti virus
4. IgD :
– Sangat rendah dalam sirkulasi
– Fungsi belum jelas
5. IgE :
– Sangat sedikit jumlahnya
– Tinggi pada alergi, fiksasi komplemen, infeksi cacing, infeksi parasit
SELULER
Peranan dari limfosit T atau sel T dimana Sel T dibentuk di sumsum tulang ” Proliferasi dan diferensiasi terjadi di kelenjar Timus
Fungsi : Pertahanan terhadap bakteri (intraselular), virus, jamur, parasit, keganasan
Terdiri dari
1. Helper T-cell membantu sel B
1. Suppressor T-cell :
– Menghambat sel B
– Menghambat sel T
3. Cytotoxic T-cell : Menyerang antigen secara langsung
Imunisasi Pasif Didapat
Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh bukan oleh individu itu sendiri, misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibu setelah pemberian Ig serum Daya lindung pendek ( 2 – 3 minggu)
• Contoh :
– Gama globulin murni penderita – campak
– ATS, ADS, Anti rabies, Anti – Snake venom
– Profilaksi & terapeutik ( pengobatan )
Reaksi aktopik
Terjadi beberapa menit dimana tubuh mengalami Shock berat, gatal seluruh tubuh, urticaria tempat suntik ” meluas, gelisah, pucat, cyanosis, dyspnoe, kejang ” mati
Therapi : Adrenalin, Corticosteroid
Serum sickness
Masa tunas : 6 – 24 hari
Panas, urticaria, exanthema, muntah, berak, bahaya urticaria (oedem) glottis ” tercekik.
Therapi : Adrenalin, Corticosteroid, Anti Histamin
Pemberian ke II (ulangan)
1. Ana phylactic reaction :
Masa tunas : Beberapa menit – 24 jam
Gejala : Sama reaksi atopik – < ringan
2. Accelerated Reaction :
Masa tunas : 1 – 5 hari
Gejala : Sama serum sickness " Pemberian serum – test lebih dahulu
Test pemberian serum
1. Skin test : 0,1 ml seru 1/10 – intra kutan tunggu 15 menit : " infiltrat > 10 mm
2. Eye test : 1 tetes serum kemudian tunggu 15 menit : + ” mata bengkak merah
Bila skin dan atau eye test positif ” pemberian Serum : Cara Bersedka
- 0,1 ml serum dlm 1 ml air garam fisiologis – Subkutan – tunggu ½ jam reaksi
- 0,5 ml serum dlm 1 ml air garam fisiologis – Subkutan – tunggu ½ jam reaksi
- Sisa serum ” Intra Muskular
Tujuan Imunisasi
• Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
• Menghilangkan penyakit tertentu pada populasi
Keberhasilan Imunisasi tergantung faktor:
1. Status Imun Penjamu:
• Adanya Ab spesifik pada penjamu ® keberhasilan vaksinasi, mis:
– campak pada bayi
– kolustrum ASI – IgA polio
• Maturasi imunologik: neonatus ® fungsi makrofag¯,kadar komplemen¯, aktifasi optonin¯.
• Pembentukan Ab spesifik terhadap Ag kurang ® hasil vaksinasi ¯ ® ditunda sampai umur 2 bulan.
• Cakupan imunisasi semaksimal mungkin agar anak kebal secara simultan, bayi diimunisasi
• Frekuensi penyakit ­, dampaknya pada neonatus berat ® imunisasi dapat diberikan pada neonatus.
• Status imunologik ¯ (spt defisiensi imun) ® respon terhadap vaksin kurang.
2. genetik
secara genetik respon imun manusia terhadap Ag tertentu ® baik, cukup, rendah ® keberhasilan vaksinasi tidak 100%
4. kualitas vaksin
a. cara pemberian, misal polio oral ® imunitas lokal dan sistemik
b. Dosis vaksin
– tinggi ® menghambat respon, menimbulkan efek samping
– rendah ® tidak merangsang sel imunokompeten
c. Frekuensi Pemberian
Respon imun sekunder ® Sel efektor aktif lebih cepat, lebih tinggi produksinya, afinitas lebih tinggi. Frekuensi pemberian mempengaruhi respon imun yang terjadi . Bila vaksin berikutnya diberikan pada saat kadar Ab spesifik masih tinggi ® Ag dinetralkan oleh Ab spesifik ® tidak merangsang sel imunokompeten.
d. Ajuvan : Zat yang meningkatkan respon imun terhadap Ag
• mempertahankan Ag tidak cepat hilang
• Mengaktifkan sel imunokompeten
e. Jenis Vaksin
Vaksin hidup menimbulkan respon imun lebih baik.
Kandungan vaksin
1. Antigen ® virus, bakteri
– vaksin yang dilemahkan: polio, campak, BCG
– vaksin mati : pertusis
– eksotoksin : Toksoid, dipteri, tetanus
1. Ajuvan : persenyawaan aluminium
2. Cairan pelarut : air, cairan garam fisiologis, kultur jaringan, telur.
Hal – hal yang merusak vaksin:
• Panas ® semua vaksin
• Sinar matahari ® BCG
• Pembekuan ® toxoid
• Desinfeksi/antiseptik : sabun
Jadwal Imunisasi
• Untuk keseragaman
• Mendapatkan respon imun yang baik ® Berdasarkan keadaan epidemiologi, prioritas penyebab kematian, kesakitan
Jenis dan Manfaat Imunisasi 
Kita sering mendengar kata "Imunisasi". Apa sebenarnya arti kata tersebut? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, imunisasi diartikan "pengebalan" (terhadap penyakit). Kalau dalam istilah kesehatan imunisasi diartikan pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak balita (bawah lima tahun).  
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
Jenis-jenis Imunisasi
Imunisasi BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.
Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernapasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernapas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.
Imunisasi DT
Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus.
Imunisasi TT
Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus.
Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih.
Imunisasi MMR
Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak dua kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri.
Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebabkan pembengkakan otak atau gangguan perdarahan.
Imunisasi Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak.
Imunisasi Varisella
Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas.
Imunisasi HBV
Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.
Imunisasi Pneumokokus Konjugata
Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar