artikel kesehatan

Minggu, 28 Juni 2015

LAPORAN PRATIKUM 1 SIMPLISIA DAUN

LAPORAN PRATIKUM 1
SIMPLISIA DAUN

logo_Poltek.jpg       

KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
1.       KHAIDIR UMAR               (12080118)
2.       ADERIS MUSTAFIDOH   (12080082)
3.       AFIF GHOZALI SIDIQ               (12080083)
4.       AGNES SUDARTIANE              (12080084)
5.       ANNGUN PUJI LESTARI (12080087)



KELAS 2C

PRODI D3 FARMASI POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
KOTA TEGAL



I.              PENGERTIAN SIMPLISIA

SIMPLISIA, adalah  bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan
BAHAN ALAMIAH :
1.    BAHAN NABATI,FLORA,TUMBUHAN.
2.    BAHAN HEWANI, FAUNA.
3.    BAHAN MINERAL.

1.    BAHAN NABATI
Berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
EKSUDAT, isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman.

2.    BAHAN HEWANI
Berapa hewan utuh , bagian hewan atau zat zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni,
3.    BAHAN MINERAL
Berupa mineral yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni



II.            PROSEDUR PEMBUATAN SIMPLISIA

1.    Pengambilan simplisia
Pengambilan simplisia atau pembagian tanaman yang berkhasiat obat dari tanamannya hendaknya dilakukan secara manual atau dengan tangan , terutama agar pesyaratan- pesyaratan simplisia yang dikehendaki dapat terpenuhi. Pengambilan hasil atau panen  simplisia yang di perlukan bagi pembuatan obat ( dari tanaman) dakalanya terbatas pada:
·         Daun-daunya saja
·         Akar dan akar tinggalnya saja
·         Kulit dari batangnya
·         Bunga
·         Biji-bijiannya

Maka jelas pengambilan dengan tanaman tangan akan lebih menjamin apa yang dikehendaki, karena untuk pengambilan simplisia- simplisia tadi harus pula terpenuhi persyaratan-persyaratan untuk kualitas dari simplisia tersebut
·         Pengambialan atau pemetiakan daun/herba perlu dilakukan sewaktu proses fotosintesa berlangsung maksimal , atau umumnya sewaktu tanaman  berbunga dan sebelum buah menjadi matang.
·         Pengambilan akar atau akar tinggalnay perlu dilakukan sewaktu proses pertumbuhan tnaman berhenti , diperkirakan pada waktu daun-daun tanaman tersebut mulai menguning.
·         Pengambilan kulit batang tanaman , sebaliknya dilakukan sewaktu  berlangsungnya pertunasan-pertunasan.
·         Pengambilan bunga tanaman supaya dilakaukan bertepatan dengan saat-saat penyerbukannya.
·         Pengambilan atau pemetikan buah , hal ini di perlu memperhatikan kondisi yang diperlukan:
o   Ada yang harus dipetik setelah buah itu cukup tua akan tetapi belum matang benar, misalnya kemukus , lada dan sebagainya.
o   Ada yang harus dipetik saat buahnya benar-benar telah matang,dalam hal ini secara langsung dapat dikumpulkan biji-bijinya saat diperlukan

Jadi pengambilan hasil yang merupakan bahan obat dari tanamanya harus memperhatikan persyaratan-persyaratan tertentu , agar kualitasnya dapat memuaskan , misalnya :
·         Kadar santonim pada Cinae Flos ( yang berupa bunga-bunga yang belum mekar) adalah seklitar 3%, sedangkan yang diambil/dipetik setelah bunga-bunga itu mekar kandungan kadar satonimnya akan kurang dari itu.
·         Kadar piretrin dari Pyrerhi Flos ( yang berupa  bunga-bunga yang belum mekar) adalah sekitar 2 kalilebih tinggi dari bunga yang setengah mekar atau setelah mekar.

Simplisia-simplisia yang telah diambil/dipetik/dipungut pada umunya harus segera dikeringkan sampai derajat tertentu (90% sampai 95%), dengan demikian akan mudah di haluskan ( kecuali bahan-bahan yang akan disuling diambil minyaknya). Pengeringan dapat dilakukan langsung dibawah teriknya sinar matahari , diangin anginkan atau dipanaskan pada suhu tertentu dalam ruang pengeringan , pengeringan daun digitalis misalnya pada suhu yang tidak lebih dari ^0 C, buah  panili sebelum dikeringkan harus mendapat pengolahan teelebi dahulu dan sebagainya. Pengeringan bertujuan mengrangi kadar air, sebab dengan bahan-bahn akan dapat dicegah:
·         Terjadinnya reaksi enzimatik.
·         Pertumbuhan bakteri cendawan.


2.    Pembuatan simplisia
Pada perlakuan pasca panen , tahapan-tahapan pembuatan simplisia , yaitu:
1.    Pengumpulan bahan
Yang perlu diperhatikan adalah umur tanamn atau bagian tanaman pada waktu panen, dan lingkungan tempat tumbuh.
2.    Sortasi basah
 Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran – kotoran atau bahan - bahan asing lainnya dari bahan simplisia sehingga tidak ikut terbawa pada proses selanjutnya yang akan mempengaruhi hasil akhir.
3.     Pencucian
Pencucian dilakukan agar menghilangkan tanah dan kotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Sebaiknya air yang digunakan adalah air yang mengalir dan sumbernya dari air yang bersih seperti air PAM, air sumur,mata air.
4.    Perajangan
Perajangan tidak harus dilakukan, pada dasrnya proses ini  dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan. Jika ukuran simplisia cukup kecil/tipis, maka proses ini dapat diabaikan.
5.     Pengeringan
Pengeringan dilakukan agar memperoleh simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan secara alami dan pengeringan secara buatan. Pengeringan alami dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari secara langsung ataupun ditutupi dengan kain hitam. Sedangkan pengeringan buatan dilakukan dengan oven.
6.    Sortasi Kering
Tujuan dari sotasi kering yaitu, untuk memisahkan bahan – bahan  asing sepertibagian yang tanaman yang tidak diinginkan kotoran lain yang masih ada dan tertinggal disimplisia kering.
7.    Pengepakan dan Penyimpanan
Pengepakn simplisia dapat dilakukan dengan wadah yang inert, tidak bercun,melindungi simplisia dari cemaran serta mencegah adanya kerusakan. Sedangkan penyimpanan sebaiknya di tempat  yang kelembapannya rendah, terlindung dari sinar matahari, dan terlindungi dari gangguan serangga maupun tikus.
8.    Pemeriksaan mutu
Merupakan usaha untuk menjaga keaslian mutu simplisia. Pemeriksaan mutu dilakukan pada waktu penerimaan atau pemberiaannya dari pengumpul atau pedagang simplisia. Simplisia yang diterima harus berupa simplisia murni dan memenuhi persyaratan umum untuk simplisia. Simplisia yg bermutu adalah simplisia yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia,Materi Medika Indonesia.


3.    Perhitungan Kadar Air
Kadar Air
 Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan. Hal ini terkait dengan  kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air kurang dari 10%.
Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
·         Metode Titrimetri
Metode ini berdasarkan atas reaksi secara kuantitatif air dengan larutan anhidrat belerang dioksida dan iodium dengan dapar yang bereaksi dengan ion hidrogen. Kelemahan metode ini adalah  stoikiometri reaksi tidak tepat dan reprodosibilitas bergantung pada beberapa faktor seperti kadar relatif komponen pereaksi, sifat pelarut inert yang digunakan untuk melarutkan zat yang digunakan pada penetapan tertentu. Metode ini juga perlu pengamatan titik akhir titrasi yang bersifat relatif dan diperlukan sistem yang terbebas dari kelembapan udara ( Anonim, 1995 )
·         Metode Azeotropi ( destilasi Toluena )
Metode ini efektif untuk penetapan kadar air karena terjadi penyulingan berulang kali di dalam labu dan menggunakan pendinginbalik untuk untuk mencegah adanya penguapan berlebih. Sistem yang digunakan tertutup dan tidak dipengaruhi oleh klembapan ( Anonim,1995 )
Kadar air ( v/b ) = Volume air / bobot awal simplisia x 100%
·         Metode Gravimetri
Dengan menhitung susut pengeringan hingga tercapai bobot tetap ( Anonim,1995 ).


4.    Ciri -ciri Simplisia Kering Dan Basah

1.    Ciri - ciri Simplisia Kering
·         Kadar airnya kurang dari 10%
·         Warna hijaunya Hilang
·         Bentuk daunnya berubah menjadi mengkerut/keriput karena pengurangan kadar air
·         Sudah layu
2.    Ciri – ciri  Simplisia Basah
·         Kadar air lebih dari 10%
·         Masih berwarna Hijau
·         Bentuk daunnya masih segar dan tidak mengkirut
·         Tidak Layu




III.           PEMBAHASAN
            Pada praktikum kali ini kami menyiapkan simplisia herba kering dan basah . Simplisia herba yang kami bawa yaitu:

PERHITUNGAN
Rumus
 


a – 100%

ket :
a = berat sebelum di oven
b = berat sesudah di oven

Perhitungan pratikum

1)    Daun salam :             
                                                                      
2)    Daun jambu biji:   
                                                                      
3)    Daun suruh :              
                                                                       

















KESIMPULAN
Simplisia di bagi menjadi 3 golongan yaitu :
1.    Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah Simplisia yang dapat berupa tanaman utuh bagian tanaman , eksudat tanaman atau gabungan antara ketiganya.
2.    Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah Simplisia yang berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia mur ni , misalnyammimyak ikan ( oleum iecoris asselli) dan madu ( mel depurasum).
3.    Simplisia pelikan atau mineral
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni.



Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu simplisia :
1.    Bahan baku dan penyimpanan bahan baku.
2.    Proses pembuatan simplisia.
3.    Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia.

Simplisia yang bermanfaat di industri farmasi adalah dalam bidang obat-obatan adalah obat tradisional bukan hal yang baru di masyarakat indonesia, sebelum obat-obatan kimia berkembang secara modern , neng moyang kita umumnya menggunakan obat-obatan yang bersal dari tumbuhan untuk mengatasi problem kesehatannya, dari tumbuahan obat tersebut dapat dibuat berbagai produk yang sangat bermanfaat dalam menunjang industri , obat tradisonal, farmasi, makanan dan minuman , ragam bentuk hasil olahanya antara  lain berupa simplisia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar