LAPORAN PRATIKUM 1
SIMPLISIA DAUN
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
1. KHAIDIR UMAR (12080118)
2. ADERIS MUSTAFIDOH (12080082)
3. AFIF GHOZALI SIDIQ (12080083)
4. AGNES SUDARTIANE (12080084)
5. ANNGUN PUJI LESTARI (12080087)
KELAS 2C
PRODI D3
FARMASI POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
KOTA
TEGAL
I.
PENGERTIAN SIMPLISIA
SIMPLISIA, adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat
yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan
BAHAN ALAMIAH :
1.
BAHAN NABATI,FLORA,TUMBUHAN.
2.
BAHAN HEWANI, FAUNA.
3.
BAHAN MINERAL.
1.
BAHAN NABATI
Berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
EKSUDAT, isi sel yang secara spontan
keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman.
2.
BAHAN HEWANI
Berapa hewan utuh , bagian hewan atau zat zat berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni,
3.
BAHAN MINERAL
Berupa mineral yang belum diolah atau diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni
II.
PROSEDUR PEMBUATAN SIMPLISIA
1.
Pengambilan simplisia
Pengambilan simplisia atau pembagian tanaman
yang berkhasiat obat dari tanamannya hendaknya dilakukan secara manual atau
dengan tangan , terutama agar pesyaratan- pesyaratan simplisia yang dikehendaki
dapat terpenuhi. Pengambilan hasil atau panen
simplisia yang di perlukan bagi pembuatan obat ( dari tanaman) dakalanya
terbatas pada:
·
Daun-daunya
saja
·
Akar
dan akar tinggalnya saja
·
Kulit
dari batangnya
·
Bunga
·
Biji-bijiannya
Maka jelas pengambilan dengan tanaman
tangan akan lebih menjamin apa yang dikehendaki, karena untuk pengambilan
simplisia- simplisia tadi harus pula terpenuhi persyaratan-persyaratan untuk
kualitas dari simplisia tersebut
·
Pengambialan
atau pemetiakan daun/herba perlu dilakukan sewaktu proses fotosintesa
berlangsung maksimal , atau umumnya sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi matang.
·
Pengambilan
akar atau akar tinggalnay perlu dilakukan sewaktu proses pertumbuhan tnaman
berhenti , diperkirakan pada waktu daun-daun tanaman tersebut mulai menguning.
·
Pengambilan
kulit batang tanaman , sebaliknya dilakukan sewaktu berlangsungnya pertunasan-pertunasan.
·
Pengambilan
bunga tanaman supaya dilakaukan bertepatan dengan saat-saat penyerbukannya.
·
Pengambilan
atau pemetikan buah , hal ini di perlu memperhatikan kondisi yang diperlukan:
o Ada yang harus dipetik setelah
buah itu cukup tua akan tetapi belum matang benar, misalnya kemukus , lada dan
sebagainya.
o Ada yang harus dipetik saat
buahnya benar-benar telah matang,dalam hal ini secara langsung dapat
dikumpulkan biji-bijinya saat diperlukan
Jadi pengambilan hasil yang merupakan bahan
obat dari tanamanya harus memperhatikan persyaratan-persyaratan tertentu , agar
kualitasnya dapat memuaskan , misalnya :
·
Kadar
santonim pada Cinae Flos ( yang berupa bunga-bunga yang belum mekar) adalah
seklitar 3%, sedangkan yang diambil/dipetik setelah bunga-bunga itu mekar
kandungan kadar satonimnya akan kurang dari itu.
·
Kadar
piretrin dari Pyrerhi Flos ( yang berupa
bunga-bunga yang belum mekar) adalah sekitar 2 kalilebih tinggi dari
bunga yang setengah mekar atau setelah mekar.
Simplisia-simplisia yang telah
diambil/dipetik/dipungut pada umunya harus segera dikeringkan sampai derajat
tertentu (90% sampai 95%), dengan demikian akan mudah di haluskan ( kecuali
bahan-bahan yang akan disuling diambil minyaknya). Pengeringan dapat dilakukan
langsung dibawah teriknya sinar matahari , diangin anginkan atau dipanaskan
pada suhu tertentu dalam ruang pengeringan , pengeringan daun digitalis
misalnya pada suhu yang tidak lebih dari ^0 C, buah panili sebelum dikeringkan harus mendapat
pengolahan teelebi dahulu dan sebagainya. Pengeringan bertujuan mengrangi kadar
air, sebab dengan bahan-bahn akan dapat dicegah:
·
Terjadinnya
reaksi enzimatik.
·
Pertumbuhan
bakteri cendawan.
2.
Pembuatan simplisia
Pada perlakuan pasca panen ,
tahapan-tahapan pembuatan simplisia , yaitu:
1. Pengumpulan bahan
Yang perlu diperhatikan adalah umur
tanamn atau bagian tanaman pada waktu panen, dan lingkungan tempat tumbuh.
2. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan
kotoran – kotoran atau bahan - bahan asing lainnya dari bahan simplisia
sehingga tidak ikut terbawa pada proses selanjutnya yang akan mempengaruhi
hasil akhir.
3. Pencucian
Pencucian dilakukan agar menghilangkan
tanah dan kotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Sebaiknya air yang
digunakan adalah air yang mengalir dan sumbernya dari air yang bersih seperti
air PAM, air sumur,mata air.
4. Perajangan
Perajangan tidak harus dilakukan, pada
dasrnya proses ini dilakukan untuk
mempermudah proses pengeringan. Jika ukuran simplisia cukup kecil/tipis, maka
proses ini dapat diabaikan.
5. Pengeringan
Pengeringan dilakukan agar memperoleh
simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang
lama. Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan secara
alami dan pengeringan secara buatan. Pengeringan alami dilakukan dengan
memanfaatkan sinar matahari secara langsung ataupun ditutupi dengan kain hitam.
Sedangkan pengeringan buatan dilakukan dengan oven.
6. Sortasi Kering
Tujuan dari sotasi kering yaitu, untuk
memisahkan bahan – bahan asing
sepertibagian yang tanaman yang tidak diinginkan kotoran lain yang masih ada
dan tertinggal disimplisia kering.
7. Pengepakan dan Penyimpanan
Pengepakn simplisia dapat dilakukan
dengan wadah yang inert, tidak bercun,melindungi simplisia dari cemaran serta
mencegah adanya kerusakan. Sedangkan penyimpanan sebaiknya di tempat yang kelembapannya rendah, terlindung dari
sinar matahari, dan terlindungi dari gangguan serangga maupun tikus.
8. Pemeriksaan mutu
Merupakan usaha untuk menjaga keaslian
mutu simplisia. Pemeriksaan mutu dilakukan pada waktu penerimaan atau
pemberiaannya dari pengumpul atau pedagang simplisia. Simplisia yang diterima
harus berupa simplisia murni dan memenuhi persyaratan umum untuk simplisia.
Simplisia yg bermutu adalah simplisia yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia,Materi Medika Indonesia.
3.
Perhitungan Kadar Air
Kadar Air
Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk
mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam
bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian
dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan
kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan
selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air
kurang dari 10%.
Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu :
·
Metode
Titrimetri
Metode ini berdasarkan atas reaksi
secara kuantitatif air dengan larutan anhidrat belerang dioksida dan iodium
dengan dapar yang bereaksi dengan ion hidrogen. Kelemahan metode ini
adalah stoikiometri reaksi tidak tepat
dan reprodosibilitas bergantung pada beberapa faktor seperti kadar relatif
komponen pereaksi, sifat pelarut inert yang digunakan untuk melarutkan zat yang
digunakan pada penetapan tertentu. Metode ini juga perlu pengamatan titik akhir
titrasi yang bersifat relatif dan diperlukan sistem yang terbebas dari
kelembapan udara ( Anonim, 1995 )
·
Metode
Azeotropi ( destilasi Toluena )
Metode
ini efektif untuk penetapan kadar air karena terjadi penyulingan berulang kali
di dalam labu dan menggunakan pendinginbalik untuk untuk mencegah adanya
penguapan berlebih. Sistem yang digunakan tertutup dan tidak dipengaruhi oleh
klembapan ( Anonim,1995 )
Kadar
air ( v/b ) = Volume air / bobot awal simplisia x 100%
·
Metode
Gravimetri
Dengan
menhitung susut pengeringan hingga tercapai bobot tetap ( Anonim,1995 ).
4. Ciri
-ciri Simplisia Kering Dan Basah
1.
Ciri
- ciri Simplisia Kering
·
Kadar
airnya kurang dari 10%
·
Warna
hijaunya Hilang
·
Bentuk
daunnya berubah menjadi mengkerut/keriput karena pengurangan kadar air
·
Sudah
layu
2.
Ciri
– ciri Simplisia Basah
·
Kadar
air lebih dari 10%
·
Masih
berwarna Hijau
·
Bentuk
daunnya masih segar dan tidak mengkirut
·
Tidak
Layu
III.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini kami menyiapkan simplisia herba kering dan basah . Simplisia
herba yang kami bawa yaitu:
PERHITUNGAN
Rumus
a – 100%
ket :
a = berat sebelum di oven
b = berat sesudah di oven
Perhitungan pratikum
1)
Daun salam :
2)
Daun jambu biji:
3)
Daun suruh :
KESIMPULAN
Simplisia di bagi menjadi 3 golongan yaitu :
1.
Simplisia nabati
Simplisia
nabati adalah Simplisia yang dapat berupa tanaman utuh bagian tanaman , eksudat
tanaman atau gabungan antara ketiganya.
2.
Simplisia hewani
Simplisia
hewani adalah Simplisia yang berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia mur ni , misalnyammimyak
ikan ( oleum iecoris asselli) dan madu ( mel depurasum).
3.
Simplisia pelikan atau mineral
Simplisia
pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan
kimia murni.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi mutu simplisia :
1.
Bahan baku dan penyimpanan bahan baku.
2.
Proses pembuatan simplisia.
3.
Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia.
Simplisia yang bermanfaat di industri farmasi
adalah dalam bidang obat-obatan adalah obat tradisional bukan hal yang baru di
masyarakat indonesia, sebelum obat-obatan kimia berkembang secara modern , neng
moyang kita umumnya menggunakan obat-obatan yang bersal dari tumbuhan untuk
mengatasi problem kesehatannya, dari tumbuahan obat tersebut dapat dibuat
berbagai produk yang sangat bermanfaat dalam menunjang industri , obat
tradisonal, farmasi, makanan dan minuman , ragam bentuk hasil olahanya
antara lain berupa simplisia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar