TUGAS MANAGEMENT
CASHFLOW Quadrant
disusun oleh
Nama: Khaidir umar
NIM: 12080118
d
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya
sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi kefarmasian
Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Tegal,
Maret 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sebagian besar dari kita pernah mendengar bahwa
rahasia memperoleh kekayaan besar adalah:
OPT – Other People’s
Time (Waktu Orang Lain).
OPM – Other People’s
Money (Uang Orang Lain).
OPT
dan OPM ditemukan di sisi kanan Quadrant. Kebanyakan orang yang bekerja di sisi
kiri Quadrant adalah OP (Other People) yang waktu dan uangnya dipergunakan oleh
mereka yang berada di sisi kanan Quadrant.Di sisi kiri, para “E” dan “S”
mungkin memiliki keamanan pekerjaan. Tapi, hanya dengan menjadi “B” atau “I” di
sisi kanan Quadrant-lah Anda akan meraih kemanan dan kemudian kebebasan
finansial.
Dengan memilih bisnis jenis “B”, bukannya bisnis
jenis “S”, Anda akan memperoleh keuntungan jangka panjang menggunakan “waktu
orang lain”. Salah satu kelemahan menjadi “S” yang berhasil adalah:
keberhasilan itu berarti harus bekerja lebih keras. Dengan kata lain, pekerjaan
yang bagus menghasilkan kerja yang lebih keras dan jam kerja yang lebih
panjang.
Dalam merancang bisnis di sisi kanan Quadrant,
sukses berarti meningkatkan sistem dan melibatkan lebih banyak orang. Dengan
kata lain, kita bekerja lebih sedikit, menghasilkan uang lebih banyak, dan
menikmati lebih banyak waktu luang.
Di seluruh Quadrant dibutuhkan kecerdasan finansial.
Jika ingin beroperasi di sisi kanan Quadrant, yaitu sisi “B” dan “I”, Anda
harus lebih pandai daripada jika memilih diam di sisi kiri Quadrant sebagai “E”
dan “S”. Untuk menjadi “B” atau “I”, Anda harus bisa mengendalikan ke arah mana
cash flow Anda mengalir.
B.
TUJUAN
§ Mengetahui
definisi cash flow quadrant
§ Mengetahui
biografi Robert T Kiyosaki
§ Mengetahui
pengaruh cash flow quadrant di Indonesia
BAB
II
ISI
A.
Biografi
Robert T. Kiyosaki
Pada tahun 1985, Robert T. Kiyosaki dan
Kim, istrinya, tidak mempunyai tempat tinggal.Mereka tak punya pekerjaan dan hanya
punya sedikit sisa tabungan.Kartu kredit mereka sudah melampaui batas
pengambilan, dan mereka hidup di dalam sebuah Toyota cokelat usang dengan kursi
reclining yang berfungsi sebagai tempat tidur. Kadang-kadang mereka melakukan
pekerjaan serabutan dan mendapat beberapa dolar di sana sini. Pada saat itu
mereka diliputi keraguan yang dalam. Gagasan sebuah pekerjaan yang aman dan
menjamin dengan slip gaji bulanan terasa sangat menggoda. Tapi karena keamanan
kerja bukanlah yang mereka cari, mereka terus berjuang.Hidup dari hari ke hari,
di tepi jurang kehancuran finansial.
Tahun itu, 1985, adalah tahun terburuk
dalam hidup mereka, sekaligus yang terpanjang.Siapa pun yang mengatakan bahwa
uang tidak penting sudah jelas tak pernah merasakan tidak punya uang dalam
waktu lama.Mereka tahu, mereka selalu bisa mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi
yang aman dan menjamin.Mereka sama-sama lulusan perguruan tinggi dengan
ketrampilan bekerja yang bagus dan etos kerja yang kuat.Tapi mereka tidak
mencari keamanan pekerjaan.Mereka mencari kebebasan finansial.
Pada tahun 1989 mereka sudah menjadi
jutawan.Meskipun tampak berhasil secara finansial di mata orang-orang, saat itu
mereka tetap belum mencapai impian mereka.Mereka belum meraih kebebasan
finansial yang sejati.Masih diperlukan waktu sampai tahun 1994.Saat itulah
mereka sudah tidak perlu lagi bekerja seumur hidup mereka.Mereka berdua sudah
memperoleh kebebasan finansial.Robert berumur 47, Kim 37.
Sering
sekali kita mendengar orang berkata, “Dibutuhkan uang untuk menghasilkan uang.”
Robert tidak sependapat. Dari kondisi
tuna wisma di tahun 1985 hingga menjadi jutawan di tahun 1989 dan kemudian
mencapai kebebasan finansial di tahun 1994, mereka tidak membutuhkan uang.
Mereka tidak mempunyai uang ketika memulainya, bahkan mereka memiliki utang.
Juga tidak dibutuhkan pendidikan formal
yang tinggi. Robert punya ijazah perguruan tinggi, dan sejujurnya ia mengatakan
bahwa mencapai kebebasan finansial tidak ada hubungannya dengan apa yang
dipelajari di perguruan tinggi. Banyak orang sukses meninggalkan bangku sekolah
tanpa memperoleh ijazah perguruan tinggi. Orang-orang seperti Thomas Edison,
pendiri General Electric; Henry Ford, pendiri Ford Motor Co.; Bill Gates,
pendiri Microsoft; Ted Turner, pendiri CNN; Michael Dell, pendiri Dell
Computers; Steve Jobs, pendiri Apple Computer; dan Ralp Lauren, pendiri Polo.
Pendidikan perguruan tinggi penting untuk profesi tradisional, tapi tidak bagi
cara orang-orang ini mendapatkan kekayaan besar. Mereka mengembangkan bisnis
mereka sendiri yang berhasil. Dan itulah yang dulu diupayakan Robert dan Kim
dengan susah payah.
B.
CASHFLOW
Quadrant
Menurut Robert Kiyosaki dalam bukunya
“CASHFLOW Quadrant”, ada empat kuadran yang mungkin menjadi sumber penghasilan
seseorang.
CASHFLOW Quadrant mewakili berbagai
metode yang berlainan untuk mendapatkan uang atau penghasilan. Sebagai contoh,
seorang “E” mendapat uang dengan bekerja untuk orang lain atau perusahaan.
Orang-orang “S” mendapat uang dengan bekerja untuk diri sendiri.Seorang “B”
memiliki usaha yang menghasilkan uang, dan “I” mendapatkan uangnya dari
berbagai investasi mereka – dengan kata lain, uang menghasilkan uang yang lebih
banyak.
Seorang “E” (pegawai) bisa merupakan
presiden direktur perusahaan atau tukang sapu perusahaan. Yang terpenting bukanlah
apa yang mereka lakukan, tapi perjanjian mengikat yang mereka miliki dengan
orang atau organisasi yang mempekerjakan mereka.
Dalam kelompok “S” (pekerja lepas) kita menemukan
“profesional” berpendidikan tinggi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di
bangku sekolah, seperti misalnya dokter, pengacara, dan akuntan.Juga dalam
kelompok ini terdapat orang-orang yang mengambil jalur pendidikan di luar, atau
di samping, aliran tradisional. Kelompok ini meliputi wiraniaga dan pemilik
bisnis kecil seperti pemilik toko eceran, pemilik restoran, kontraktor,
konsultan, ahli terapi, agen perjalanan, montir mobil, tukang ledeng, tukang
kayu, pengkhotbah, tukang listrik, penata rambut, dan artis.
Seorang “B” nyaris merupakan lawan dari “S.”Mereka
senang mengitari diri mereka dengan orang-orang pandai dari keempat
kategori.Tidak seperti “S” yang tak suka mendelegasikan pekerjaan (karena
menganggap tidak ada yang bisa melakukannya dengan lebih baik), seorang “B”
sejati suka mendelegasikan pekerjaan.
Perbedaan utama antara “S” dan “B” adalah, seorang
“S” memiliki sebuah pekerjaan sedangkan seorang “B” memiliki sebuah sistem dan
kemudian menyewa orang-orang yang berkompeten untuk menjalankan sistem itu.
Atau dengan cara lain bisa dikatakan, dalam banyak kasus “S” adalah sistemnya.
Itu sebabnya mereka tidak bisa pergi meninggalkan bisnisnya untuk waktu yang
lama.
Sebaliknya, mereka yang merupakan “B” sejati bisa
meninggalkan usaha mereka selama satu tahun atau lebih, dan pada saat kembali
menemukan bisnis mereka lebih menguntungkan serta berjalan lebih baik dibanding
ketika mereka tinggalkan. Dalam bisnis jenis “S” murni, jika sang “S” pergi
selama satu tahun atau lebih, kemungkinan besar takkan ada bisnis yang tersisa
ketika mereka kembali.
Pemilik bisnis “B” bisa berlibur selamanya karena
mereka memiliki sebuah sistem, bukan sebuah pekerjaan.Jika “B” sedang berlibur,
uangnya masih mengalir masuk.Sangat banyak orang yang bisa membuat burger lebih
enak dari McDonald’s, tapi hanya McDonald’s yang mempunyai sistem yang telah menyajikan
miliaran burger.Bill Gates dari Microsoft tidak membuat produk hebat.Ia membeli
produk orang lain dan membangun sistem global yang canggih di sekitarnya.
“I” (investor) membuat uang dengan uang.Mereka tak
perlu bekerja karena uang mereka bekerja untuk mereka.Kuadran “I” adalah arena
bermain golongan kaya. Di kuadran manapun orang menghasilkan uang, jika
berharap suatu hari akan kaya, mereka pada akhirnya harus memasuki kuadran “I”.
Di dalam kuadran “I” inilah uang diubah menjadi kekayaan.
Itulah CASHFLOW Quadrant, yang sebenarnya hanya
memaparkan perbedaan tentang cara memproleh penghasilan, entah itu sebagai “E”
(pegawai), “S” (pekerja lepas), “B” (pemilik usaha), atau “I” (penanam modal).
Perbedaan
pokok keempat kuadran itu terangkum di bawah ini:
E
: Anda adalah pegawai yang bekerja untuk orang lain atau perusahaan.
S
: Anda memiliki pekerjaan dan Anda terikat dengan pekerjaan itu.
B
: Anda memiliki sistem dan orang lain bekerja untuk Anda.
I
: Uang bekerja untuk Anda.
C.
KEKAYAAN
DAN CASH FLOW
Robert Kiyosaki mendefinisikan kekayaan sebagai:
“Jumlah hari di mana Anda bisa bertahan tanpa bekerja secara fisik (atau tanpa
siapa pun dalam keluarga Anda bekerja secara fisik) dan tetap mempertahankan
tingkat kehidupan Anda.”
Sebagai contoh: Jika pengeluaran Anda adalah Rp.
1.000.000,- per bulan, dan jika Anda memiliki tabungan sebesar Rp. 3.000.000,-
maka kekayaan Anda adalah sekitar 3 bulan atau 90 hari. Kekayaan diukur dalam
satuan waktu, bukan uang.
Jadi, yang penting bukanlah terutama tentang berapa
banyak uang yang Anda hasilkan, tapi lebih mengenai berapa banyak uang yang
Anda simpan, seberapa keras uang itu bekerja untuk Anda, dan berapa banyak
generasi yang bisa Anda hidupi dengan uang itu. Itulah yang disebut kecerdasan
finansial.
Beberapa tahun lalu, sebuah artikel menuliskan bahwa
sebagian besar orang kaya menerima 70% penghasilan mereka dari investasi, atau
dari kuadran “I”, dan kurang dari 30%-nya dari gaji, atau dari kuadran “E”. Dan
jika bekerja sebagai “E”, maka kemungkinan besar mereka adalah pegawai
perusahaan mereka sendiri.
Bagi kebanyakan orang lain, yaitu golongan miskin
dan kelas menengah, setidaknya 80% penghasilan mereka berasal dari gaji di
kuadran “E” atau “S” dan kurang dari 20% berasal dari investasi, atau dari
kuadran “I”.
Banyak orang percaya bahwa hanya dengan menghasilkan
lebih banyak uang, masalah finansial mereka akan selesai. Tapi, dalam banyak
kasus, hal ini malah hanya menimbulkan masalah keuangan yang lebih besar.Alasan
utama orang mempunyai masalah keuangan adalah karena mereka tidak pernah
mendapat pelajaran tentang pengelolaan cash flow. Tanpa latihan ini mereka
akhirnya mendapat masalah keuangan, lalu mereka bekerja lebih keras dengan
keyakinan bahwa lebih banyak uang akan memecahkan masalah mereka.
Jadi, jika Anda ingin mengurus bisnis Anda sendiri,
langkah berikut sebagai CEO bisnis hidup Anda adalah mengendalikan cash flow
Anda.Jika Anda tidak melakukannya, menghasilkan lebih banyak uang takkan
membuat Anda bertambah kaya… bahkan, lebih banyak uang membuat sebagian besar
orang semakin miskin karena mereka sering pergi membelanjakannya dan semakin
dalam terbenam utang setiap kali mendapat kenaikan gaji.
Seperti dinyatakan oleh Robert Kiyosaki dalam
bukunya “Rich Dad Poor Dad,” ada tiga pola cash flow dasar.Satu untuk kelompok
miskin, satu untuk kelompok kelas menengah, dan satu untuk kelompok kaya.
Inilah pola cash flow untuk kelompok miskin:
Mempunyai pola cash flow kelas menengah memang
normal di Era Industri, tapi hal itu bisa berbahaya di Era Informasi.Seiring dengan
berkembangnya kecerdasan finansial, banyak orang yang mulai menyadari kesulitan
finansial yang sedang mereka alami, meskipun masyarakat menganggap mereka
“normal secara finansial.”
Ketika pemahaman itu timbul, Anda harus mulai
berpikir seperti orang kaya dan bukannya seperti pekerja keras kelas menengah.
Dengan mengubah pola berpikir Anda seperti pola berpikir kelompok kaya, Anda
akan mulai mencari pola cash flow seperti ini:
Bagi Anda yang ingin berhasil di Era Informasi,
semakin cepat mulai mengembangkan kecerdasan finansial serta emosional untuk
berpikir dalam pola ini, semakin cepat Anda akan merasa lebih aman secara
finansial dan menemukan kebebasan finansial. Dalam dunia di mana terdapat
semakin sedikit keamanan pekerjaan, pola cash flow ini terasa lebih masuk akal.
Dan untuk mencapai pola ini Anda perlu melihat dunia dari sisi “B” dan “I”,
tidak hanya dari kuadran “E” dan “S” saja.
Di Era Informasi, gagasan kerja keras tidak mempunya
arti yang sama dengan Era Agraria dan Era Industri. Di Era Informasi, orang
yang bekerja fisik paling keras akan dibayar paling sedikit. Jadi, ungkapan
“pakai otak, jangan pakai otot” maksudnya bukan memakai otak di kuadran “E” dan
“S”.Yang dimaksud adalah memakai otak di kuadran “B” dan “I”. Itulah pola berpikir
Era Informasi, yang membuat kecerdasan finansial dan emosional sangat penting
saat ini seperti halnya di masa depan.\
D. Pengaruhnya di Indonesia
Robert
Kiyosaki memberikan paradigma baru bagi dunia intelektual, bisnis dan Sumber Daya Manusia di Indonesia.Ia memberikan
pemahaman yang bagi banyak kalangan cukup menyentak, yaitu bahwa mencari uang
bisa dilakukan dengan sejumlah cara selain menjadi pegawai. Empat kuadrannya
memberikan gambaran jelas bagaimana uang bisa diperoleh. Kiyosaki juga
memberikan inspirasi pada munculnya profesi baru di Indonesia: Motivator.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Menurut Robert Kiyosaki dalam bukunya
“CASHFLOW Quadrant”, ada empat kuadran yang mungkin menjadi sumber penghasilan
seseorang.meliputi :
E untuk employee (pegawai)
S untuk self-employed (pekerja lepas)
B untuk business owner (pemilik usaha)
I untuk investor (penanam modal)
Jadi, jika Anda ingin mengurus bisnis Anda sendiri,
langkah berikut sebagai CEO bisnis hidup Anda adalah mengendalikan cash flow
Anda.Jika Anda tidak melakukannya, menghasilkan lebih banyak uang takkan
membuat Anda bertambah kaya… bahkan, lebih banyak uang membuat sebagian besar
orang semakin miskin karena mereka sering pergi membelanjakannya dan semakin
dalam terbenam utang setiap kali mendapat kenaikan gaji.
B.
SARAN
Sebaiknya SDM di Indonesia menerapkan ilmu Cash Flow
Quadrant pada point “I” sebagai investor atau penanam modal.
DAFTAR PUSTAKA
·
Carbonara,Peter;Joan
Caplin/Januari 1, 2013
·
http://cara-mengatur-keuangan-keluarga.blogspot.com/2013/01/the-cash
flow-quadrant-empat-cara.html?m=.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar