artikel kesehatan

Minggu, 28 Juni 2015

TUGAS MANAGEMENT CASHFLOW Quadrant


TUGAS MANAGEMENT
  CASHFLOW Quadrant

disusun oleh
Nama: Khaidir umar
NIM:      12080118
d

PROGRAM STUDI D3 FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi kefarmasian
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Tegal,     Maret 2014

Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG
Sebagian besar dari kita pernah mendengar bahwa rahasia memperoleh kekayaan besar adalah:
OPT – Other People’s Time (Waktu Orang Lain).
OPM – Other People’s Money (Uang Orang Lain).
OPT dan OPM ditemukan di sisi kanan Quadrant. Kebanyakan orang yang bekerja di sisi kiri Quadrant adalah OP (Other People) yang waktu dan uangnya dipergunakan oleh mereka yang berada di sisi kanan Quadrant.Di sisi kiri, para “E” dan “S” mungkin memiliki keamanan pekerjaan. Tapi, hanya dengan menjadi “B” atau “I” di sisi kanan Quadrant-lah Anda akan meraih kemanan dan kemudian kebebasan finansial.
Dengan memilih bisnis jenis “B”, bukannya bisnis jenis “S”, Anda akan memperoleh keuntungan jangka panjang menggunakan “waktu orang lain”. Salah satu kelemahan menjadi “S” yang berhasil adalah: keberhasilan itu berarti harus bekerja lebih keras. Dengan kata lain, pekerjaan yang bagus menghasilkan kerja yang lebih keras dan jam kerja yang lebih panjang.
Dalam merancang bisnis di sisi kanan Quadrant, sukses berarti meningkatkan sistem dan melibatkan lebih banyak orang. Dengan kata lain, kita bekerja lebih sedikit, menghasilkan uang lebih banyak, dan menikmati lebih banyak waktu luang.
Di seluruh Quadrant dibutuhkan kecerdasan finansial. Jika ingin beroperasi di sisi kanan Quadrant, yaitu sisi “B” dan “I”, Anda harus lebih pandai daripada jika memilih diam di sisi kiri Quadrant sebagai “E” dan “S”. Untuk menjadi “B” atau “I”, Anda harus bisa mengendalikan ke arah mana cash flow Anda mengalir.



B.     TUJUAN
§  Mengetahui definisi cash flow quadrant
§  Mengetahui biografi Robert T Kiyosaki
§  Mengetahui pengaruh cash flow quadrant di Indonesia















LAPORAN PRATIKUM 1 SIMPLISIA DAUN

LAPORAN PRATIKUM 1
SIMPLISIA DAUN

logo_Poltek.jpg       

KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
1.       KHAIDIR UMAR               (12080118)
2.       ADERIS MUSTAFIDOH   (12080082)
3.       AFIF GHOZALI SIDIQ               (12080083)
4.       AGNES SUDARTIANE              (12080084)
5.       ANNGUN PUJI LESTARI (12080087)



KELAS 2C

PRODI D3 FARMASI POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
KOTA TEGAL



I.              PENGERTIAN SIMPLISIA

SIMPLISIA, adalah  bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan
BAHAN ALAMIAH :
1.    BAHAN NABATI,FLORA,TUMBUHAN.
2.    BAHAN HEWANI, FAUNA.
3.    BAHAN MINERAL.

1.    BAHAN NABATI
Berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
EKSUDAT, isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman.

2.    BAHAN HEWANI
Berapa hewan utuh , bagian hewan atau zat zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni,
3.    BAHAN MINERAL
Berupa mineral yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni



II.            PROSEDUR PEMBUATAN SIMPLISIA

1.    Pengambilan simplisia
Pengambilan simplisia atau pembagian tanaman yang berkhasiat obat dari tanamannya hendaknya dilakukan secara manual atau dengan tangan , terutama agar pesyaratan- pesyaratan simplisia yang dikehendaki dapat terpenuhi. Pengambilan hasil atau panen  simplisia yang di perlukan bagi pembuatan obat ( dari tanaman) dakalanya terbatas pada:
·         Daun-daunya saja
·         Akar dan akar tinggalnya saja
·         Kulit dari batangnya
·         Bunga
·         Biji-bijiannya

Maka jelas pengambilan dengan tanaman tangan akan lebih menjamin apa yang dikehendaki, karena untuk pengambilan simplisia- simplisia tadi harus pula terpenuhi persyaratan-persyaratan untuk kualitas dari simplisia tersebut
·         Pengambialan atau pemetiakan daun/herba perlu dilakukan sewaktu proses fotosintesa berlangsung maksimal , atau umumnya sewaktu tanaman  berbunga dan sebelum buah menjadi matang.
·         Pengambilan akar atau akar tinggalnay perlu dilakukan sewaktu proses pertumbuhan tnaman berhenti , diperkirakan pada waktu daun-daun tanaman tersebut mulai menguning.
·         Pengambilan kulit batang tanaman , sebaliknya dilakukan sewaktu  berlangsungnya pertunasan-pertunasan.
·         Pengambilan bunga tanaman supaya dilakaukan bertepatan dengan saat-saat penyerbukannya.
·         Pengambilan atau pemetikan buah , hal ini di perlu memperhatikan kondisi yang diperlukan:
o   Ada yang harus dipetik setelah buah itu cukup tua akan tetapi belum matang benar, misalnya kemukus , lada dan sebagainya.
o   Ada yang harus dipetik saat buahnya benar-benar telah matang,dalam hal ini secara langsung dapat dikumpulkan biji-bijinya saat diperlukan

Jadi pengambilan hasil yang merupakan bahan obat dari tanamanya harus memperhatikan persyaratan-persyaratan tertentu , agar kualitasnya dapat memuaskan , misalnya :
·         Kadar santonim pada Cinae Flos ( yang berupa bunga-bunga yang belum mekar) adalah seklitar 3%, sedangkan yang diambil/dipetik setelah bunga-bunga itu mekar kandungan kadar satonimnya akan kurang dari itu.
·         Kadar piretrin dari Pyrerhi Flos ( yang berupa  bunga-bunga yang belum mekar) adalah sekitar 2 kalilebih tinggi dari bunga yang setengah mekar atau setelah mekar.

Simplisia-simplisia yang telah diambil/dipetik/dipungut pada umunya harus segera dikeringkan sampai derajat tertentu (90% sampai 95%), dengan demikian akan mudah di haluskan ( kecuali bahan-bahan yang akan disuling diambil minyaknya). Pengeringan dapat dilakukan langsung dibawah teriknya sinar matahari , diangin anginkan atau dipanaskan pada suhu tertentu dalam ruang pengeringan , pengeringan daun digitalis misalnya pada suhu yang tidak lebih dari ^0 C, buah  panili sebelum dikeringkan harus mendapat pengolahan teelebi dahulu dan sebagainya. Pengeringan bertujuan mengrangi kadar air, sebab dengan bahan-bahn akan dapat dicegah:
·         Terjadinnya reaksi enzimatik.
·         Pertumbuhan bakteri cendawan.


2.    Pembuatan simplisia
Pada perlakuan pasca panen , tahapan-tahapan pembuatan simplisia , yaitu:
1.    Pengumpulan bahan
Yang perlu diperhatikan adalah umur tanamn atau bagian tanaman pada waktu panen, dan lingkungan tempat tumbuh.
2.    Sortasi basah
 Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran – kotoran atau bahan - bahan asing lainnya dari bahan simplisia sehingga tidak ikut terbawa pada proses selanjutnya yang akan mempengaruhi hasil akhir.
3.     Pencucian
Pencucian dilakukan agar menghilangkan tanah dan kotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Sebaiknya air yang digunakan adalah air yang mengalir dan sumbernya dari air yang bersih seperti air PAM, air sumur,mata air.
4.    Perajangan
Perajangan tidak harus dilakukan, pada dasrnya proses ini  dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan. Jika ukuran simplisia cukup kecil/tipis, maka proses ini dapat diabaikan.
5.     Pengeringan
Pengeringan dilakukan agar memperoleh simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan secara alami dan pengeringan secara buatan. Pengeringan alami dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari secara langsung ataupun ditutupi dengan kain hitam. Sedangkan pengeringan buatan dilakukan dengan oven.
6.    Sortasi Kering
Tujuan dari sotasi kering yaitu, untuk memisahkan bahan – bahan  asing sepertibagian yang tanaman yang tidak diinginkan kotoran lain yang masih ada dan tertinggal disimplisia kering.
7.    Pengepakan dan Penyimpanan
Pengepakn simplisia dapat dilakukan dengan wadah yang inert, tidak bercun,melindungi simplisia dari cemaran serta mencegah adanya kerusakan. Sedangkan penyimpanan sebaiknya di tempat  yang kelembapannya rendah, terlindung dari sinar matahari, dan terlindungi dari gangguan serangga maupun tikus.
8.    Pemeriksaan mutu
Merupakan usaha untuk menjaga keaslian mutu simplisia. Pemeriksaan mutu dilakukan pada waktu penerimaan atau pemberiaannya dari pengumpul atau pedagang simplisia. Simplisia yang diterima harus berupa simplisia murni dan memenuhi persyaratan umum untuk simplisia. Simplisia yg bermutu adalah simplisia yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia,Materi Medika Indonesia.


3.    Perhitungan Kadar Air
Kadar Air
 Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan. Hal ini terkait dengan  kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air kurang dari 10%.
Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
·         Metode Titrimetri
Metode ini berdasarkan atas reaksi secara kuantitatif air dengan larutan anhidrat belerang dioksida dan iodium dengan dapar yang bereaksi dengan ion hidrogen. Kelemahan metode ini adalah  stoikiometri reaksi tidak tepat dan reprodosibilitas bergantung pada beberapa faktor seperti kadar relatif komponen pereaksi, sifat pelarut inert yang digunakan untuk melarutkan zat yang digunakan pada penetapan tertentu. Metode ini juga perlu pengamatan titik akhir titrasi yang bersifat relatif dan diperlukan sistem yang terbebas dari kelembapan udara ( Anonim, 1995 )
·         Metode Azeotropi ( destilasi Toluena )
Metode ini efektif untuk penetapan kadar air karena terjadi penyulingan berulang kali di dalam labu dan menggunakan pendinginbalik untuk untuk mencegah adanya penguapan berlebih. Sistem yang digunakan tertutup dan tidak dipengaruhi oleh klembapan ( Anonim,1995 )
Kadar air ( v/b ) = Volume air / bobot awal simplisia x 100%
·         Metode Gravimetri
Dengan menhitung susut pengeringan hingga tercapai bobot tetap ( Anonim,1995 ).


4.    Ciri -ciri Simplisia Kering Dan Basah

1.    Ciri - ciri Simplisia Kering
·         Kadar airnya kurang dari 10%
·         Warna hijaunya Hilang
·         Bentuk daunnya berubah menjadi mengkerut/keriput karena pengurangan kadar air
·         Sudah layu
2.    Ciri – ciri  Simplisia Basah
·         Kadar air lebih dari 10%
·         Masih berwarna Hijau
·         Bentuk daunnya masih segar dan tidak mengkirut
·         Tidak Layu




III.           PEMBAHASAN
            Pada praktikum kali ini kami menyiapkan simplisia herba kering dan basah . Simplisia herba yang kami bawa yaitu:

PERHITUNGAN
Rumus
 


a – 100%

ket :
a = berat sebelum di oven
b = berat sesudah di oven

Perhitungan pratikum

1)    Daun salam :             
                                                                      
2)    Daun jambu biji:   
                                                                      
3)    Daun suruh :              
                                                                       

















KESIMPULAN
Simplisia di bagi menjadi 3 golongan yaitu :
1.    Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah Simplisia yang dapat berupa tanaman utuh bagian tanaman , eksudat tanaman atau gabungan antara ketiganya.
2.    Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah Simplisia yang berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia mur ni , misalnyammimyak ikan ( oleum iecoris asselli) dan madu ( mel depurasum).
3.    Simplisia pelikan atau mineral
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni.



Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu simplisia :
1.    Bahan baku dan penyimpanan bahan baku.
2.    Proses pembuatan simplisia.
3.    Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia.

Simplisia yang bermanfaat di industri farmasi adalah dalam bidang obat-obatan adalah obat tradisional bukan hal yang baru di masyarakat indonesia, sebelum obat-obatan kimia berkembang secara modern , neng moyang kita umumnya menggunakan obat-obatan yang bersal dari tumbuhan untuk mengatasi problem kesehatannya, dari tumbuahan obat tersebut dapat dibuat berbagai produk yang sangat bermanfaat dalam menunjang industri , obat tradisonal, farmasi, makanan dan minuman , ragam bentuk hasil olahanya antara  lain berupa simplisia.




MAKALAH TEORI ALAT KESEHATAN

MAKALAH
TEORI ALAT KESEHATAN







Disusun Oleh:

KHAIDIR UMAR
                                                                            NIM 12080118







PROGRAM STUDI D3 FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
TAHUN 2013-2014

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Alat kesehatan (UU RI no 36 Tahun 2009 tentang kesehatan) adalah instrumen, aparatus, mesin, implant yang mengandung obat, yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

1.2  Rumusan Masalah
 Bagaimana pengertian Teori AlKes?

1.3  Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang Alat – alat  kesehatan yang digunakan dalam praktek dan dapat memahami tentang teori alkes











BAB II
PEMBAHASAN

1.       PENGERTIAN ALAT KESEHATAN
Permenkes RI No. 220/Men.Kes/Per/IX/1976 Tgl. 6 seperti  1976:
Alkes adalah barang, instrumen, aparat atau alat trmsk tiap komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksud untuk digunakan dalam:
2.       PENGGOLONGAN ALAT KESEHATAN
Alkes dapat dibagi menjadi berbagai golongan &  situasi a.l. menurut:
Fungsinya
Sifat pemakaiannya
Kegunaannya
Umur peralatan
Macam & bentuknya
Katalog pabrik alat
Keputusan Men. Kes. RI No. 116/SK/79
Kepraktisan penyimpanan
1. Penggolongan. Alat menurut Fungsinya:
Peralatan medis:
instrumen / peralatan X-Ray, ICU, VK, IGD, OK dll.
Utensils, mis: bengkok, sputum-pot, urinal, pispot dll.
2. Penggolongan. Alat menurut sifat pemakaiannya:
Barang habis pakai (consumable): spuit, plester kain kassa dll.
Brg yg dpt dipakai terus menerus: termometer, tensimeter, urinal, pispot dll.
3. Penggolongan. Alat menurut kegunaanya:
Peralatan THT
Peralatan Bedah
Peralatan gigi dll.
4. Penggolongan. Alat menurut umur peralatan:
Alat yg tdk memerlukan pmlhrn, brg hbs pakai, alat disposible atau alat yg memiliki “unit cost” rendah. Mis. alat suntik, termometer, piring, sendok dll.
Alat yg penting, alat dg penyusutan kurang-lebih 5 tahun.
5. Penggolongan. Alat menurut macam & bentuknya:
Alat kecil sprt.: spuit, jarum, catherter, film X-Ray dll.
Alat perlengkapan RS, sprt.: meja op., lampu op,  autoclave, unit perlengkapan gigi, genset dll.
Peralatan laboratorium, sprt.: alat-alat gelas, reagensia, kit test diagnostik dll.
6. Penggolongan. Alat menurut katalog pabrik alat:
Pemberian no katalog dg huruf (alfabeth)
Pemberian no katalog dg angka
Pemberian no katalog dg kombinasi huruf & angka
Pemberian katalog khusus, mis: JMS (Japan Medical Supply), JMC (Japan Medical Instrument Catalog).
7. Penggolongan. Alat menurut Kep.Men.Kes RI No. 116/SK/79:
Preparat u/ pmlhrn & prwtn kesh.
Pestisida & insektisida pembasmi bntg pengganggu mns & bntg piaraan.
Alat prwtn yg dignkn dlm salon kecantikan
Wadah dr plastik & kaca u/ obat & injeksi, juga karet tutup botol infus.
Peralatan obstetri & gynekologi
Peralatan Anesthesi
Peralatan & perlengkapan kedokteran gigi
Peralatan & perlengkapan THT
Peralatan & perlengkapan mata
Peralatan Rumah Sakit
Peralatan Kimia
Peralatan Hematologi
Peralatan Imunologi
Peralatan Mikrobiologi
Peralatan Patologi
Peralatan Toksikologi
Peralatan Orthopedi
Peralatan Rehabilitasi
Peralatan Bdh Umum & Bdh Plastik
Peralatan Kardiologi
Peralatan Neurologi
Peralatan Gastro Enterologi & Urologi
Peralatan Radiologi
8. Penggolongan. Alat menurut kepraktisan penyimpanan:
Alat-alat perawatan
Alat-alat kedokteran umum (medical instruments)
Hospital furnitur & equipments
Alat-alat laboratorium gelas
Alat-alat kedokteran gigi
Alat-alat X-ray & acessories
Alat-alat optik
Alat bedah (surgical instruments)
Alat bedah tulang
Alat u/ penyelidikan
Alat kedokteran hewan (veteriner)
Alat-alat elektromedis


PENEMPATAN ALKES DI RS
Alkes di apotik
Alkes di Instalasi Rawat Jalan (Polyklinik)
Alkes di Instalasi Gawat Darurat
Alkes di Instalasi Rawat Intensif (ICU)
Alkes di Instalasi Rawat Inap
Alkes di Ruang Bayi
Alkes di Ruang Perawatan Penyakit Bedah
Alkes di Ruang Perawatan Penyakit Dalam
Alkes di Ruang Perawatan Kebidanan
Alkes di Kamar Bersalin (VK)
Alkes di Bagian Rehabilitasi Medik
Alkes di berbagai tempat di RS (Lab., Rad., Loundry, Gizi, CSD).
Alkes di Kamar Operasi (OK)
ALKES DI APOTIK
1.      Alat pembalut: bahan untuk menutupi/membalut sesuatu, a.l.:
Plester, a.l.: autoclave tape, adhesive tape, medicinal tape, surgical tape.
Gaas / Kain kassa, a.l.: gaas steril, gaas hydrofil, wound dressing, gaas yg berisi obat (sofra-tulle).
Perban, a.l.: kassa hydrofil, pembalut elastis, pembalut leher (cervical collar), pembalut gips (Velband o/ J & J, Soffbann o/ Smith & Nephew), daryanet (jaring elastis)
2.      Alat Perawatan: alat yg di-gnkn mrwt px baik di rmh/RS, a.l.:
Sanken-Mat/Alfa-Bed (Kasur pencegah/pengobatan decubitus).
Cold Hot Pack: alat berupa kantong berisi gel yg fleksibel  & elastis, dpt di-gnk u/ kompres dingin atau panas.
Warm-Water-Zak (WWZ): kantong karet berbentuk kotak u/ diisi air panas sebagai kompres panas.
Yskap (eskap): kantong karet berbentuk bola cakram yg bisa diisi butiran es batu u/ kompres dingin.
Heathing Pad/Blanket Warmer: alat yg berfungsi u/ penghangat px yg sedang mengalami hypothermi.
Skin Traction Kit: yaitu satu set perlengkapan plester & elastis perban yg di-gnkn u/ imobilisasi (m-cgh pergerakan) tulang/persendian yg patah/dislokasi.
Kruk (bhs Blnd) atau Crutches (bhs Inggrs): yaitu tongkat penyangga tbh yg d-gnk pd px yg sdg mdpt gangguan cedera atau stlh operasi pd extrimitas bag bwh. Kelompok peralatan semacam ini di-sbt “Invalid Furniture”.
Breast Pump: yaitu pompa susu u/ d-gnk ibu-ibu yg mengalami kendala dlm pemberian ASI kpd bayinya.
Tepelhoed/Nipple Shields/Pelindung Putting Susu: alat u/ melindungi puting susu ibu yg terluka saat menyusui.
Windring/Air Cushion: alat yg terbuat dari karet berbntk spt ban dlm mobil. D-gnk sbg tempat duduk px wasir atau sbg bantalan pantat pd px yg mengalami decubitus.
Pressure Garment: yaitu adlh sejenis kain elastis yg bersifat menekan/mengepres bag tbh yg memang dikehendaki, sprt knee-dekker yg dipakai u/ mengencangkan sendi lutut.      
Cnth pressure garment a.l.: Tubigrip, Tubiton & Tubinette.
3.      Alat-alat Penampung: yaitu alat u/menampung darah, urine & feces, antara lain:
Blood Bag (kantong plastik penampung darah pendonor)
Urine Bag / Uro Gard / Drainage Bag. Tersedia khusus u/ menampung urine pd bayi, d-sbt: pediatric urine collector.
Colostomy Bag: penampung feces pd px yg terpasang anus praeter.
4.      Hospital Wares (Utensils): yaitu alat yg dipakai sbg alat penunjang pelayanan kpd px.
Alat yg langsung d-gnk u/ melayani px, a.l.:
Urinal: tempat (wadah) BAK u/ px laki-laki
Pispot/Steekpan: tempat BAK/BAB u/ px wanita
Sputum pot: tempat menampung air ludah
Nier-bbeken/Kidney Tray/Bengkok: tempat u/ m-buang kasa bekas pakai, penampung pus/muntahan dll.
Gali pot: mangkuk/cangkir tak bertangkai/berpegangan
Wash basin (baskom): tempat untuk menampung/mbawa air u/ memandikan px atau u/ merendam sesuatu.
Alat yg d-gnk u/ membawa/merawat alat-alat lainnya, a.l.:
Instrument Tray à W/WO-Cover : Dengan/Tanpa Tutup.
Thermometer Jar: tempat meletakkan thermometer
Forceps Jar: tempat/rumah korentang steril
Dressing jar: tempat menyimpan perban, kain kassa  atau kapas steril. Nama lain dressing jar ini a.l.: Dressing Sterilizing Drum (berupa drum), Dressing Sterilizing  Case  (berupa kotak),  Verband Trommel.
5.      Catethers: S/ alat berupa pipa kosong yg terbuat dr logam, gelas atau plastik yg penggunaannya dimasukkan ke dlm tbh melalui kanal/saluran tbh.
Jenis catether ada 2, a.l.:
Intra Venous (I V) Catethers, contohnya a.l.:
Abbocath à Produksi Abbot
Surflo I.V.  à Terumo
Intravenous Cannula       à JMS
Central Venous Pressure (C.V.P.), d-gnk di ICU/OK
Non-Intra Venous Catethers, contohnya a.l.:
Metal catether
Foley catether
Nelaton catether
Rectal tube (scoorsten)
Oxygen catether/canula O2
Suction catether
NGT (Nazo Gastric Tube)
Kondom catether dll
6.      Jarum Suntik atau injection needles, jenisnya a.l.:
Syringe Needles (Jarum suntik pd umumnya)
Dental Needles  (Jarum Gigi)
Spinal Needles  (Jarum Spinal)
Wing Needles (Jarum Bersayap).
7.      Alat Semprit / Syringe / Spuit: yaitu alat suntik
Spuit tdr dari 3 bag:
Silinder berskala (barrel)
Tutup, tempat menempel jarum pd ujungnya
Piston dg handle (plunger)
Bahan penyusun spuit, tdr atas:
Terbuat dari gelas/kaca
Kombinasi gelas & metal
Terbuat dari plastik (umumnya disposible)
Terbuat dari metal seluruhnya
Macam-macam spuit bdsr kegunaannya:
Glycerin syringe
Tuberculine syringe
Water syringe
Insulin syringe
Ear Syringe
Wound & badder syringe
8.      Paratus: yaitu tempat menyimpan alat suntik dr kaca.
Ada yg berbetuk drum atau kotak
Sdh sngt jarang digunakan
9.      Jarum Bedah: d-sbt jg Jarum Hechting, dlm bhs Inggrs d-sbt Surgical Needles / Suture Needles.
Kegunaan : u/ m-jahit luka, umumnya luka op.
Bahan : terbuat dari logam stainless steel (SS).
Bentuknya, ada 7 macam, a.l:
Lurus (straight)
1/2 lingkaran
Lengkung (curve)
3/8 lingkaran
1/2 curve
5/8 lingkaran
1/4 lingkaran (circle)
10.  Benang Bedah: dalam bahasa inggris disebut Suture|
benang bedah terbagi dalam 2 gol.:
Absorbsable: yang dapat diabsorbsi oleh tubuh manusia; contohnya a.l.:
Collagen:  Catgut plain, Catgut chromic
Polyglactin 910: Vicryl
Polyglycolic acid: Dexon
Non-absorbsable: yg tdk dpt diabsorbsi o/ tbh mns; a.l.:
Sutera/Zide/Silk: Mersilk, Perma-Hand
Polypropylene: Mofilene, Prolene (u/ jht kulit & kardiovascular)
Polyamide: Nylon, Ethilon, Dermalon (bdh paltic, microsurgery)
Polyester: Ethibond (kardiovascular)
Polyester Fiber: Mersilene, Dacron, Ticron (kardiovascular, opthalmic, intestinal, ginekologi)
Stainless Steel: U2A Wire, Steel Wire (orthopaedi, neurosurgery)
No bng a.l.: 6,     5, 4, 3, 2, 1, 0, 2/0, 3/0, 4/0, 5/0, 6/0, 7/0, 8/0, 9/0,   10/0
Diameter : 0,90-1,00,02-0,03 mm
ALKES DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLIKLINIK)
1.         Alkes di klinik-klinik khusus:
Alkesdi Klinik Anak:

Alkes Dsr : Ter-Stet-Ten-Ti-BTR (Termometer-Stethoscope – Tensimeter-Timbangan-Bengkok, Tong Spatel, Reflex Hammer) dg ukuran untuk anak & bayi.
Alkes di Klinik Penyakit Dalam:
Alkes dsr.
Electro Cardio Graphy: alat u/ merekam kerja jantung
Ultra Sono Graphy alat u/ melihat kelainan yg ada pd organ dlm
(hati, jantung, ginjal, kandungan)  tanpaefek samping radiasi
Gastroscope: alat teropong (optic)ygbfleksibel u/ memeriksa atau
mengambil spesimen (bhn pemeriksaan) pd lambung.      
BMD (Bone Mineral Densitometri): alat u/ menilai tingkat
pengeroposan tulang.
Thread Mill: alat u/ menilai keadaan jantung seseorang melalui
monitoring EKG pd px yg diberi latihan berjln dg intensitas yg
ditingkatkan scr bertahap.
Alkes di Klinik Bedah:
Alkes dsr.
Rectoscope/Sigmoidoscope: alat u/ melihat kelainan yg         ada pd sigmoid (rongga belokan berbentuk hrf S antr rectum dengan usus besar / colon) yg menurun.
Gunting gips: alat u/ membuka gips, setelah px sembuh dari patah tulang yg di fiksasi & imobilisasi dg gips.
Alkes di Klinik Kebidanan:
Alkes dsr.
Meja obs-gyn: meja u/ berbaring px yg akan diperiksa di klinik kebidanan.
Set vulva hygiene: alat u/ membersihkan genetalia wnt.
Set Speculum Vagina: alat u/ meng-ekpose bagian dalam vagina dlm pemeriksaan kebidaanan.
Set IUD: satu set alat u/ pemasangan IUD.
Ultra Sono Graphy (USG)
Dopler: alat u/ mengetahui / mendeteksi adanya detak jantung janin.
Cyto-brush: alkes u/ mengambil sekret vagina u/ bahan pemeriksaan, mis pap-smear.
Alkes di Klinik Syaraf:
Alkes dsr
Electro Encephalo Graphy (EEG): alat u/ merekam aktivitas otak.
Electro Neuro Myelo Graphy (ENMG): alat u/ mengetahui hantar syaraf melalui otot.
Trans Cranial Dopler (TCD): alat u/ memeriksa adanya kelainan vaskulaer di otak.
Bera: alat u/ menilai hantar syaraf pd anak-anak dg kelainan khusus, a.l.:
kejang demam
autis
hiperaktif
Alkes di Klinik THT:
Alkes dsr, minus reflex hammer
Head lamp (lampu kepala): alat bantu penerangan yg biasa dikenakan pd kepala dokter spesialis THT.
Otoscope: alat optic u/ memeriksa rongga telinga.
Audiometri: alat u/ memeriksa tingkat penurunan kemampuan pedengaran seseorang.
Ear Speculum: alat u/ memeriksa liang telinga
Pneumoscope Siegel: alat u/ menilai gndg tlng.
Myringotomi: alat u/ meng-incisi gndg tlng.
Hack cerumen: alat u/ meng-evakuasi cerumen atau bensa asing dlm liang tlng.
Tampon tang: alat yg berfungsi u/ memasang atau mengambil tampon dlm s/ canal/saluran.
Canule suction: ujung dari alat penghisap yg dibentuk sedemikan rupa shg tdk melukai tbh px.
Nasal speculum: alat u/ meng-ekpos rongga hdg.
Aplicator: alat bantu pembawa sesuatu, mis: kapas.
Alkes di Klinik Mata:
Alkes dasar, minus reflex hammer
Ophthalmoscope: alat teropong u/ memeriksa retina mata, kelainan-kelainan dalam mata.
Snellen Chart: alat yg terbuat dari kertas karton yg tebal berisi sekelompok huruf / gambar dg ukuran tertentu u/ menilai kemampuan melihat / membaca.
Buku Tes Buta Warna (Ishihara’s Test For Colour-Blindness), d-sbt jg Eye Test Chart Book.
Alkes di Klinik Kulit & Kelamin:
Alkes dsr.
Elektro Facial (EF): alat u/menghilangkan flex/spruten.
Micro Derma Brasi (MDB): alat u/ mengelupas kulit ari  (selaput tipis) paling luar dari kulit mns.
Alkes di Klinik Gigi:
Alkes dsr
Dental Unit, yaitu satu set kursi periksa gigi yg bisa di atur dlm berbagai posisi, dilengkapi dg:
Pneumatic hand drill
Air compressor
Water supply
Suction pump
Operating lamp
Set Diagnostik
Set Ekstraksi gigi (cabut gigi)
Set Konservasi (tambal gigi)
Set Scalling (membersihkan karang gigi)
ALKES DI IGD  (INSTALASI GAWAT DARURAT ):
Alkes dasar
Brankard px
Kursi roda
Resusitation kit (Ambu bag)
Laryngoscope
Bed side monitor
Suction pump
Nebulizer (Inhalasi)
Set jahit
Set reposisi
Set partus
Infusion pump
Set pasang kirsner wire
Set pembuka gips
DC Shock  / Defibrilator
Urinal
Pispot
ALKES DI ICU (INTENSIVE CARE UNIT):
Alkes dasar.
Resusitation Kit
Ventilator
DC Shock
Infusion pump
Syringe pump
Bed Side Monitor
Mesin HD
ALKES DI INSTALAI RAWAT INAP:
1.      Alkes di Ruang Bayi:
Termometer bayi
Box bayi
Incubator atau Couveuse: box khusus u/ merawat bayi yg lahir prematur.
Pediatric Resusitation (Resusiatasi Bayi)
Timbangan bayi
2.      Alkes di R Perawatan Bedah:
Alkes dasar
Resusitation kit
Irigator, u/ lavement
Urinal
Pispot
Berbagai spalk/bidai
Berbagai traksi
WWZ
Eskap
Suction pump
3.      Alkes di Ruang Penyakit Dalam:
Alkes dasarp
Resusitation kit
Infusion pump
Syringe pump
Windring
WWZ
Eskap
Urinal
Pispot
4.      Alkes di Ruang Perawatan Kebidanan:  
Alkes dasar
Resusitation kit
Infusion pump
Syringe pump
Set vulva hygiene
Set genetalia wanita
Pispot
ALKES DI KAMAR BERSALIN (VK):
Termometer
Stethoscope mono
Stethoscope binaural
Tensimeter
Set partus
Set curettage
Set jahit
Hydro tubasi
Dopler
Set biopsy
Set speculum
Sonde uterus
Incubator
Infant resuscitation
Bengkok
Pispot
ALKES DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK:
Micro Wave Diathermi
Short Wave Diathermi
Criyo terapi (ice terapi)
Traksi Lumbal
Traksi Cervical
ALKES DIBERBAGAI TEMPAT DI RS:
Alkes di Instalasi Radiologi:
Pesawat foto Rontgen
USG 4 Dimensi
Magnetic Resonan Imaging (MRI)
Computerized Tomography Scaning
Ortho Pantomo Graphy: u/ foto rahang A/B & slrh gigi
Dental unit : u/ foto gigi satu-satu
Computerized Radiography / CR (pemroses film)
Radiologi Mobile Unit
Multi Slice CT Scan: u/ mendeteksi kelainan jar  tbh  px  (otak, paru-paru, abdumen, pemb. drh), 1 exposure, bnyk posisi.
Film Badge: monitor paparan radiasi
Alkes di Instalasi Laboratorium:
Hematologi Analizer (pem drh routine: Hb, Hct dll)
Kimia Analizer (fungsi hati, ginjal & jantung)
Imunologi Analizer
Analisa Gula Darah
Alat Sentrifugir unit (sedimen urine, memisahkan erytrocit & serum)
Microscope, mono-okuler atau bino-okuler u/ memeriksa feces, tlr cacing, sel-sel muda drh
Pipet / Klini-pet
Lancet / Autoclick
Vacumtainer
Tabung reaksi berbagai ukuran
Alkes di Instalasi Pusat Sterilisasi Perlengkapan Medik (PSPM) biasa dikenal sbg CSD (Central Sterilisasi Departemen):
Autoclave / Autoclaaf: sistem sterilisasi dg uap panas bertekanan tinggi.
Sterilisasi suhu rendah
Ultra Violet Box: alat u/ sterilisasi Udara dg jln udara dihisap ke dlm box, dikenai paparan UV, dihembuskan lagi keluar.
Ultra Sound Washing Instrumen
Gloves Washing Machine: mesin pencuci srg tngn
Alkes di Instalasi Gizi:
Cooler Box
Rice cooker
Ketel uap
Penggiling daging
Mesin parutan kelapa
Berbagai trolley
Alkes di Bag PSP:
Generator listrik
Supply air bersih
Supply air panas
Supply udara tekan
Alkes di Bagian Pengelolaan Linen Terpadu:
Mesin Cuci
Mesin pemeras (extractor)
Mesin pengering
Mesin Setrika:
Setrika pres/silinder
Flat Work Ironer
Timbangan
Rak / Almari penyimpan
Trolley untuk linen kotor
Trolley untuk linen bersih.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Alat kesehatan  adalah instrumen, aparatus, mesin, implant yang mengandung obat, yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

3.2 Saran
 Sebaiknya mahasiswa harus lebih memahami dan menjabarkan Pengertian, tujuan dan fungsi mengenai Alat- alat Teori kesehatan. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan mahasiswa dapat menyalurkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan praktek.




DAFTAR PUSTAKA

·         Budinungsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
·         Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
·         Yulaelawati, Ella. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.