artikel kesehatan

Minggu, 18 Mei 2014

MINYAK ATSIRI KAYU PUTIH



MINYAK  ATSIRI  KAYU PUTIH
Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dengan komposisi dan sifat fisika kimia berbeda – beda. Kayu putih (Melaleuca Leucedendra (L.) L.) adalah salah satu tanaman yang mengandung minyak atsiri.
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besarminyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami.Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri)
Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan olehhewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewankadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapamusang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri. (http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri)
MINYAK KAYU PUTIH
Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron) merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil).Minyak diekstrak (biasanya disuling dengan uap) terutama dari daun dan rantingnya.Namanya diambil dari warna batangnya yang memang putih.
Minyak kayu putih (cajuput oiloleum-melaleuca-cajeputi, atau oleum cajeputi) dihasilkan dari hasil penyulingan daun dan ranting kayu putih (M. leucadendra). Minyak atsiri ini dipakai sebagai minyak pengobatan, dapat dikonsumsi per oral (diminum) atau, lebih umum, dibalurkan ke bagian tubuh.Khasiatnya adalah sebagai penghangat tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut kembung.
Minyak ini mengandung terutama eukaliptol (1,8-cineol) (komponen paling banyak, sekitar 60%), α-terpineol dan ester asetatnya, α-pinen, dan limonen.M. quinquenervia dilaporkan juga menjadi sumber minyak atsiri yang dinamakan sama. Minyak kayu putih banyak menjadi komponen dalam berbagai salep dan campuran minyak penghangat. Salep macan dan minyak telon diketahui menggunakan minyak kayu putih sebagai penyusunnya.Tumbuhan ini terutama tumbuh baik di Indonesia bagian timur dan Australiabagian utara, namun demikian dapat pula diusahakan di daerah-daerah lain yang memiliki musim kemarau yang jelas.Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang yang berdekatan dengan pohon ini akan dapat membauinya dari jarak yang cukup jauh.
Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat diusahakan dalam bentuk hutan usaha (agroforestri). Perhutani memiliki beberapa hutan kayu putih untuk memproduksinya. Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan biasa dipakai sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain (sepertiminyak telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga lain.
Minyak kayu putih merupakan salah satu macam dari beberapa jenis minyak atsiri yang banyak digunakan sebagai bahan parmasi dan obat-obatan.Minyak kayu putih dihasilkan dari penyulingan daun dan ranting tanaman kayu putih ((Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron).Untuk memastikan kemurnian dari minyak kayu putih maka dilakukan beberapa pengujian laboratorium yang salah duanya dilakukan dilaboratorium pengujian mutu politeknik negeri Jember yaitu pengujian berat jenis dan pengujian sifat kelarutan dalam alkohol.
·         Sifat kelarutan dalam alkohol 70 %
Minyak kayu putih pada umumnya larut sempurna dalam alkohol 70 %  dan jarang mengalami kelarutan dalam air (ERNEST GUENTER 1987).  Tujuan dari penentuan sifat kelarutan ini adalah untuk mengetahui sebesar mana tingkat kemurnian sampel minyak kayu putih berdasarkan kelarutannya dalam alkohol.
Peralatan yang digunakan dalam penentuan sifat kelarutan sampel minyak kayu putih ini antara lain adalah satu buah tabung reaksi dan gelas ukur. Sedangkan bahan yang digunakan hanyalah alkohol 70 % dan sampel minyak kayu putih kemasan botol. Dalam praktikum yang telah digunakan perbandingan 2 : 8  yaitu 2 mL sampel dan 8 mL alkohol 70 %.
Pencampuran dilakukan dengan cara memasukan 2 ml sampel minyak kayu putih dengan gelas ukur kedalam tabung reaksi dan kemudian memasukan alkohol 70 % setelahnya. Untuk mendapatkan campuran yang homogen, tabung reaksi dikocok secara perlahan. Setelah beberapa saat didiamkan terlebih dahulu maka akan terjadi reaksi pelarutan di dalamnya. Setelah diamati, ternyata terbentuk kenempakan seperti gambar berikut :
Dari gambar diatas, telah dapat diketahui bahwa sifat kelarutan minyak kayu putih dalam alkohol 70 % masuk dalam criteria B yaitu larut dengan kekeruhan. kriteria tersebut menunjukan bahwa sampel yang dianalisa tidak larut sempurna dengan kata lain bahwa sampel minyak kayu putih masih belum murni 100 % dan dapat dipastikan terdapat beberapa campuran bahan non minyak atsiri didalamnya.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dan setelah dibandingkan dengan syarat mutu SNI 06-3954-2001 dapat diketahui bahwa sampel minyak kayu putih yang dianalisis belum memenuhi syarat mutu SNI 06-3954-2001 dan masuk kedalam criteria B yaitu larut dengan kekeruhan.
Berdasarkan literatur terkait minyak atsiri dalam hal ini minyak kayu putih, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab berubahnya kelarutan minyak, diantaranga adalah kecepatan dan daya larut minyak, adanya penambahan bahan-bahan lain selain minyak atsiri, lama dan umur penyimpanan, proses polimerisasi, kondisi penyimpanan yang kurang baik, cahaya, udara, dan kadar air sampel. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebaiknya produsen atan peneliti melakukan prosedur penyulingan dan penyimpanan yang benar dan selalu menjaga kemurnian minyak kayu putih demi mencapai kualitas standar sesuai yang diinginkan.
Penelitian yang dilakukan meliputi karakterisasi simplisia, isolasi minyak atsiri dengan
cara destilasi air serta analisis komponen minyak atsiri secara GC – MS.
Hasil karakterisasi simplisia diperoleh kadar abu total 5,04%; kadar abu yang tidak larut  dalam asam 0,39%; kadar sari yang larut dalam air 16,4%; kadar sari yang larut dalam etanol 18,67% dan kadar air 6,61%. Kadar minyak atsiri dari simplisia daun kayu putih dengan alat Stahl diperoleh kadar minyak atsiri sebesar 0,73% v/b. Hasil penetapan indeks bias minyak kayu putih segar diperoleh sebesar 1,463 dan bobot jenis diperoleh sebesar 0,8659, Hasil penetapan indeks bias minyak kayu putih kering diperoleh sebesar 1,465 dan bobot jenis diperoleh sebesar 0,8659
Identifikasi komponen minyak atsiri yang didestilasi dari dari daun kayu putih segar dengan GCMS menunjukkan minyak atsiri tersebut mengandung 32 komponen, tujuh diantaranya merupakan komponen utama yaitu : α-pinene (1,23), sineol (26,28), α-terpineol (9,77), kariofilen (3,38), α- caryofilen (2,76), Ledol (2,27), dan elemol (3,14). Dan untuk daun  kayu putih kering mengandung 26 komponen, tujuh komponen diantarannya merupakan  komponen utama yaitu: α- pinene (1,23%); sineol (32,15%); α- terpineol (8,87%); kariofilen  (2,86%); α- kariofilen (2,31%); Ledol (2,17%); dan Elemol (3,11%).

Sabtu, 17 Mei 2014

KANDUNGAN CAPSAICIN PADA CABAI MERAH




KANDUNGAN CAPSAICIN PADA CABAI MERAH
(CAPSICUM ANNUUM L.)

     Cabai merah maupun rawit mengandung senyawa capsaicin dan dihidrocapsaicin yang memberikan rasa pedas. Capsaicin ternyata memiliki khasiat penting seperti menstimulasi detektor panas dalam kelenjar hypothalmus di otak sehingga memberikan efek sejuk meskipun berada di udara yang panas. Berbagai riset memperlihatkan capsaicin dapat melindungi sel trachea, bronchial, dan bronchoconstriction dari paparan zat atau senyawa berbahaya seperti asap rokok dan polusi udara. Sebab itu pula capsaicin sangat baik bagi penderita asma dan hipersensitif udara.
      Capsaicin telah dimanfaatkan pula dalam pembuatan krim obat gosok antirematik. Selain itu capsaicin di cabai diketahui mengandung zat mukokinetik. Zat tersebut dapat mengatur, mengurangi, bahkan mengeluarkan dahak atau lendir dari paru-paru. Oleh karena itu, cabai dianjurkan dikonsumsi oleh penderita bronchitis, sinusitis, dan asma untuk mengeluarkan lendir. Hal penting lainnya adalah berpotensi menurunkan berat badan penderita obesitas alias kegemukkan yang telah menjadi pandemi di dunia kesehatan saat ini.
Klasifikasi Tanaman Cabe
  • Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
  • Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
  • Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  • Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  • Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
  • Sub Kelas: Asteridae
  • Ordo: Solanales
  • Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
  • Genus: Capsicum
  • Spesies: Capsicum annum L.
    
Manfaat dan khasiat
  Cabe merupakan salah satu bumbu dasar untuk penyedap rasa masakan, umumnya berwarna merah menyala atau hijau tua. Jika cabe dibelah, maka kita akan menemukan tangkai putih di dalamnya yang mengandung zat capsaicin yang seperti minyak dan menyengat sel-sel pengecap lidah. Zai inilah yang mengakibatkan cabe menjadi pedas dan panas di lidah ketika kita mengkonsumsinya. Tapi zat ini jugalah yang membuat orang ketagihan dan kecanduan saat menyantap makanan. Namun, dibalik sensasi rasa pedasnya terdapat berjuta manfaat dan kandungan gizi yg belum kita ketahui sebelumnya. Selain berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan juga memiliki manfaat lain untuk tubuh.
Contohnya, pada cabe rawit yang rasa pedasnya luar biasa, ternyata mengandung vitamin C dan betakaroten (provitamin A) yang konon dapat mengalahkan kandungan pada buah-buahan seperti mangga, nanas, papaya atau semangka. Bahkan menurut penelitian, kadar mineralnya, terutama kalsium dan fosfor mengungguli ikan segar. Sebetulnya di antara jenis-jenis cabai lainnya, paprika merah memiliki kandungan vitamin C yang paling tinggi, hingga dua kali lipat. Sementara kadar betakarotennya pun lebih unggul dibandingkan dengan paprika hijau, 9 kali lebih besar. Sebagian besar kandungan betakaroten paprika terkonsentrasi pada bagian di dekat kulit. 
manfaat cabe yang lainnya yaitu :
  • Penyembuh Luka. Jika jari Anda secara tidak sengaja teriris pada saat memasak, pada umumnya Anda akan mencari obat merah untuk menyembuhkannya. Namun walaupun Anda telah member obat merah pada luka, rasa sakit/nyeri tetap saja berasa kuat. Alternatif obat merah yang tidak hanya mencegah infeksi tapi juga segera meredakan rasa nyeri dan pendarahan sehingga mempercepat proses penyembuhan adalah cabe merah. Caranya, adalah cabe merah dikeringkan kemudian ditumbuk sampai halus. Setelah itu ditaburkan pada luka-luka. Bubuk cabai tersebut tidak akan membuat perih luka Anda. Justru sebaliknya, cabe akan menghentikan dengan cepat nyeri dan pendarahan yang ada. Ini disebabkan karena adanya zat capsaicin pada cabe merah yang menghilangkan rasa sakit.
  • Pereda Demam Tinggi. Dibandingkan dengan pengobatan konvensional, mengatasi demam tinggi dengan cabe merupakan solusi alternatif yang mudah, murah dan cepat. Tapi yang dugunakan bukan buah cabenya tapi daunnya. Caranya, pertama ambil segenggam daun cabai rawit, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1 sendok minyak selada dan campurkan kedua bahan ini sampai rata. Setelah itu tempelkan ramuan pada ubun-ubun atau dibalurkan pada seluruh badan. Selimuti badan penderita dengan selimut yang tebal. Tak berapa lama, badan akan mengeluarkan keringat, sehingga panas badan akan menurun dengan cepat.
  • Meredakan pilek dan hidung tersumbat. Karena cabe mengandung zat capsaicin yang dapat mengencerkan lender, sehingga lendir yang tersumbat dalam rongga hidung akan menjadi encer dan keluar. Akibatnya, hidung menjadi tidak tersumbat lagi. Ini berlaku pada sinusitis dan juga batuk berdahak.
  • Mencegah Stroke. Cabe dapat memperkecil risiko terserang stroke, penyumbatan pembuluh darah, impotensi, dan jantung koroner. Karena, dengan mengkonsumsi capsaicin secara rutin darah akan tetap encer dan kerak lemak pada pembuluh darah tidak akan terbentuk. Sehingga, darah akan mengalir dengan lancar. Jadi, cabe juga berkhasiat mengurangi terjadinya penggumpalan darah (trombosis).
  • Meringankan sakit kepala dan nyeri sendi. Pernah dengar kan nasihat kalau pusing, makan yang pedas-pedas? Nasihat itu ada benarnya karena rasa pedas yang ditimbulkan capsaicin dapat menghalangi aktivitas otak ketika menerima sinyak rasa sakit dari pusat sistem saraf. Terhambatnya perjalanan sinyal ini akan mengurangi rasa sakit yang kita derita. Selain itu cabe berkhasiat juga untuk meredakan migrain.
  • Meningkatkan nafsu makan. Karena capsaicin dapat merangsang produksi hormon endorphin, hormon yang mampu membangkitkan rasa nikmat dan kebahagiaan. Sehingga, nafsu makan menjadi bertambah.
·         Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk dalam Kingdom  Plantae,  Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Solanales , Famili Solanaceae, dan Genus Capsicum (Tabin, 2010). Ditinjau dari hubungan kekerabatannnya, cabai merah termasuk keluarga terung-terungan (Solanaceae).
·         Tanaman cabai merah termasuk tanaman berbentuk perdu, berdiri tegak dan bertajuk lebar. Tanaman ini juga mempunyai banyak cabang dan setiap cabang akan muncul bunga yang pada akhirnya berkembang menjadi buah. Disebut cabai merah karena buahnya besar berwarna merah.
·         Batang cabai tumbuh tegak berwarna hijau tua dan berkayu. Pada ketinggian batang tertentu akan membentuk percabangan seperti huruf “Y”. Batangnya berbentuk silindris, berukuran diameter kecil dengan tajuk daun lebar dan buah cabai yang lebat (Samadi, 1997).
·         Daun cabai berbentuk lonjong yang berukuran panjang 8-12 cm, lebar 3-5 cm dan di bagian pangkal dan ujung daun meruncing. Pada permukaan daun bagian atas berwarna hijaun tua, sedang dibagian bawah berwarna hijau muda.  Panjang tangkai daunnnya berkisar 2-4 cm yang melekat pada percabangan, sedangkan tulang daunnnya berbentuk menyirip (Samadi, 1997).
·         Akar tanaman cabai tumbuh menyebar dalam tanah terutama akar cabang dan akar rambut. Bagian ujung akarnya hanya mampu menembus tanah sampai kedalaman 25-30 cm. Oleh karena itu penggemburan tanah harus dilakukan sampai kedalaman tersebut agar perkembangan akar lebih sempurna (Samadi, 1997).
·         Bunga cabai termasuk berkelamin dua, karena pada satu bunga terdapat kepala sari dan kepala putik. Bunga cabai tersusun dari tangkai bunga yang berukuran panjang berkisar 1-2 cm, kelopak bunga, mahkota bunga dan alat kelamin yang meliputi kepala sari dan kepala putik. Mahkota bunganya berwarna putih dan akan mengalami rontok bila buah mulai terbentuk. Jumlah mahkota bunga bervariasi antara 5-6 kelopak bunga. Kepala putik berwarna kuning kehijauan dan tangkai kepala putiknya berwarna putih, panjangnya berkisar 0,5 cm. Sedangkan kepala sari yang telah masak berwarna biru sampai ungu. Tangkai sarinya berwarna putih, panjangnya 0,5 cm. Letak bunganya berada pada posisi menggantung, berukuran panjang antara 1-1,5 cm, lebarnya berkisar 0,5 cm dan warna bunga tampak menarik (Samadi, 1997).

·         Buah cabai merah biasanya muncul dari percabangan atau ketiak daun dengan posisi buah menggantug. Berat cabai merah sangat bervariasi, yakni berkisar 5-25 gram. Buah cabai yang masih muda berwarna hijau, berangsur-angsur berubah menjadi merah menyala setelah buahnya tua (Samadi, 1997).